WELCOME TO MY WORLD

Selamat datang di ega's blog. Don't Judge The Book With The Cover !!!!!

Tuesday, June 4, 2013

Proposal



Proposal disebut juga usulan kegiatan. Proposal adalah rencana kegiatan yang dituangkan dalam bentuk rancangan kerja. Proposal diajukan dengan tujuan mendapatkan izin atau persetujuan atas kegiatan yang akan dilaksanakan. Adakalanya proposal diajukan untuk memohon bantuan dana. Isi proposal harus menampilkan hal atau masalah yang diusulkan dengan baik agar dapat meyakinkan penerima proposal untuk menyetujui proposal tersebut.

A. Sistematika Pembuatan Proposal
       1.      Pendahuluan
·      Berisi tentang hal-hal dan kondisi umum yang melatarbelakangi dilaksanakan kegiatan tersebut.
·      Hubungan kegiatan tersebut dalam kehidupan sehari-hari(nyata)
·      Point-point pembahasan pada pendahuluan ini, mengacu pada komponen S-W-O-T yang telah dibahas sebelumnya.

        2.      Dasar Pemikiran
·      Berisi tentang dasar yang digunakan dalam pelaksanaan, misalnya: Tri Darma Perguruan Tinggi, program kerja pengurus dan lain-lain
·      Jika kegiatan tersebut bukan dari organisasi, maka didasarkan secara umum, misalnya : Peraturan Pemerintah No sekian

         3.      Tujuan
·         Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan tersebut ( umum dan khusus)
·         Tentukan juga keluaran ( output ) yang dikehendaki seperti apa
Contoh :
-   Memperoleh kader-kader KMHDI
-   Memberi pengetahuan manajerial dan leadership bagi calon anggota KMHDI

         4.      Tema
·         Tema yang diangkat dalam kegiatan tersebut

        5.      Jenis Kegiatan
·         Diperlukan untuk menjelaskan rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan jika kegiatannya lebih dari satu,
·         Menjelaskan bentuk dari kegiatan tersebut. Misal: berupa Seminar, Pelatihan, penyampain materi secara lisan, Tanya jawab dan simulasi dll.

        6.      Target
·         Berisi uraian yang lebih terperinci dari Tujuan (Point 3) terutama mengenai ukuran-ukuran yang digunakan sebagai penilaian tercapai atau tidaknya tujuan.
Contoh :
-    Target acara ini adalah untuk mencetak minimal 25 orang pelatih KMHDI yang masing-masing diantaranya, memiliki kemampuan yang sesuai dengan standar yang Buku Pedoman Kaderisasi Jilid I KMHDI, dan setiap pelatih tersebut memiliki nilai rata-rata diatas 7 (dengan range 10) dalam setiap materi pelatihan.

        7.      Sasaran/Peserta
·         Menjelaskan tentang objek atau siapa yang akan mengikuti kegiatan tersebut ( atau lebih kenal dengan peserta)

        8.      Waktu dan Tempat Pelaksanaan
·         Tentukan dimana, hari, tanggal, bulan, tahun serta pukul berapa akan dilaksanakan kegiatan tersebut.

        9.      Anggaran Dana
·         Dalam anggaran disini, hanya disebutkan jumlah total pemasukan dan pengeluaran yang diperkirakan oleh panitia, sedangkan rinciannya dibuat dalam lampiran tersendiri

       10.  Susunan Panitia
·         Dalam halaman atau bagaian susuna panitia, biasanya hanya ditulis posisi yang penting-penting saja, seperti Pelindung Kegiatan, Ketua panitia, Streering Commite dll, sedangkan kepanitian lengkap dicantumkan dalam lampiran.

       11.  Jadwal Kegiatan
·         Dibuat sesuai dengan perencanaan dalam kalender Kegiatan yang telah disusun sebelumnya
·         Atau bisa juga ditulis terlampir, jika jadwalnya banyak.

       12.  Penutup
·         Berisi tentang harapan yang ingin dicapai dan mohon dukungan bagi semua pihak.
·         Ditutup dengan lembar pengesahan proposal
·         Terakhir, diikuti dengan lampiran


B.  Hal yang diungkapkan dalam latar belakang masalah
Latar belakang masalah menguraikan dengan jelas dan singkat tentang pokok permasalahan. Latar belakang masalah harus berdasarkan isi dan tujuan proposal. Latar belakang masalah juga menunjukkan pentingnya permasalahan tersebut untuk segera diselesaikan. Anda perlu tahu bahwa ada juga proposal yang tidak mencantumkan latar belakang masalah. Akan tetapi, dalam proposal tersebut dicantumkan dasar pemikiran.

C.               Batasan Masalah
Membuat batasan masalah dalam kerangka penelitian meliputi hal – hal seperti jumlah responden yang akan kita teliti.
Agar tidak melebar, masalah penelitian perlu dibatasi. Sebab, jika tidak dibatasi, masalah tersebut mungkin tidak sesuai dengan kemampuan penulis, baik dari segi pengetahuan, ekonomi, maupun waktu. Selain itu, hasilnya pun akan dangkal sehingga tidak memenuhi salah satu syarat karya ilmiah.

D. Cara membatasi masalah
1.Menentukan Fokus Penelitian
2.Mencari berbagai faktor yang berkaitan dengan fokus permasalahan dalam penelitian
3.Mengkaji faktor-faktor yang menarik untuk ditelaah, kemudian menetapkannya faktor mana yang akan dipilih
4.Mengkaitkan faktor-faktor yang dipilih dengan fokus penelitian

E.  Perumusan Masalah
Perumusan masalah ditulis untuk menspesifikasikan masalah yang akan dibahas dalam karangan. Masalah yang dirumuskan harus merupakan hasil penspesifikasian atau pengkhususan masalah utama yang harus dijawab pada bab kesimpulan. Jawabannya diperoleh dari hasil analisis data.
Kemudian yang harus diamati adalah wilayah penelitian. Biasanya dalam wilayah penelitian yang sifatnya sangat besar, bisa ditentukan dari beberapa kota, atau jika ingin ruang lingkup yang lebih kecil maka kita bisa membuatnya hanya di satu tempat. Misalnya saja, bagi teman – teman yang akan melakukan penelitian menyangkut skripsinya bisa membuat penelitiannya di satu kampus saja. Tujuannya agar lebih efisien dan fleksibel.

F.  Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk menghasilkan apa yang menjadi manfaat dari penelitian yang dilakukan. Oleh karena itulah manfaat penelitian ini dijadikan sebagai bagian dari kerangka penelitian. Untuk memulai tujuan penelitian ini bisa diambil dari objek dan variabel penelitian dan dijadikan bagian dari kerangka penelitian. Selain itu,tujuan penelitian juga dimaksudkan untuk memfokuskan objek penelitian kita tidak menyimpang. Tujuan dan manfaat selalu ada dalam penelitian. Tujuan penelitian biasanya untuk mengetahui sebuah atau sejumlah fenomena tertentu. Manfaat penelitian yakni sesuatu yang bisa dirasakan dan dilaksanakan. Manfaat terdiri atas manfaat yang bersifat teoritis dan manfaat yang bersifat praktis.
Kemudian dapat dilihat dari tujuan penelitian tersebut,  manfaat yang akan (objek yang akan diteliti) manfaat penelitian juga menjadi bagian dari dasar kerangka penelitian. Karena dengan begitu, kita bisa mengkaji sebuah ilmu baru,dan memberikannya kepada para kalangan akademis untuk dijadikan sebagai bahan referensi. Selain itu dengan mengambil dari manfaat penelitian sebelumnya, kita juga membuat sebuah penelitian baru,dan juga menemukan hasil baru.

G. Landasan Teori
Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka
Teori adalah seperangkap konstruk (konsep), definisi dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antara variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. (Neumen dalam Sugiyono, 2009:80)
Sitirahayu 1999 menyatakan bahwa suatu teori akan memperoleh arti yang penting, bila ia lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan dan meramalkan gejala yang ada.
Mark membedakan adanya tiga macam teori. Ketiga teori ini berhubungan dengan data empiris. Dengan demikian dapat dibedakan antara lain:
  1. Teori yang deduktif: memberikan keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu ke arah data akan diterangkan.
  2. Teori yang induktif: adalah cara menerangkan dari data ke arah teori. Dalam bentuk ekstrim titik pandang yang positivistik ini dijumpai pada kaum behaviorist
  3. Teori yang fungsional: di sini tampak suatu interaksi pengaruh antara data dan perkiraan teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan teori kembali mempengaruhi data.
Berdasarkan pernyataan di atas secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa, suatu teori adalah suatu konseptualisasi yang umum. Konseptualisasi atau sistem pengertian ini diperoleh melalui, jalan yang sistematis. Suatu teori harus dapat diuji kebenarannya, bila tidak, maka dia bukan suatu teori. (Sugiyono, 2009:80-81)

H. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian berasal dari kata “metode” yang artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu;  dan “logos” yang artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara saksama untuk mencapai suatu tujuan.
Secara etimologi, penelitian berasal dari bahasa Inggris research (re berarti kembali dan search berarti mencari). Dengan demikian research berarti mencari kembali. Penelitian adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan dengan suatu sistematika. Penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya.

Beberapa pakar lain memberikan definisi penelitian sebagai berikut :
Ø  David H Penny
 Penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.
            Ø  Suprapto
Penelitian adalah penyelidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan fakta –fakta atau prinsip-prisip dengan sabar, hati-hati, serta sistematis.
            Ø  Sutrisno Hadi
Sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat diartikan sebagai usaha untuk menemukan, mengembaggkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.
Ø  Mohammad Ali
Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu melalui penyelidikan atau asaha mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah itu, yang dilakukan secara hati-hati sekali sehingga diperoleh pemecahannya.
Metodologi penelitian adalah ilmu mengenai jalan yang dilewati untuk mencapai pemahaman dengan syarat ketelitian dalam arti kebenarannya harus dapat dipercayai.
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan informasi dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan pengertian dan landasan-landasan di atas dapat disimpulkan bahwa Metodologi penelitian adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang menbicarakan atau mempersoalkan mengenai cara-cara melaksanakan penelitian berdasarkan fakta-fakta atau gejala-gejala secara ilmiah yang teiji kebenarannya.

I.    Objek Penelitian
Obyek adalah apa yang akan diselidiki dalam kegiatan penelitian. Beberapa persoalan sekiranya perlu kita pahami agar bisa menentukan dan menyusun obyek penelitian dalam metode penelitian kita ini dengan baik, yaitu berkaitan dengan apa itu obyek penelitian dalam penelitian kualitatif, apa saja obyek penelitian dalam penelitian kualitatif, dan criteria apa saja yang layak dijadikan obyek penelitian kita.
Menurut Nyoman Kutha Ratna (2010: 12), obyek adalah keseluruhan gejala yang ada di sekitar kehidupan manusia. Apabila dilihat dari sumbernya, obyek dalam penelitian kualitatif menurut Spradley disebut social situation atau situasi social yang terdiri dari tiga elemen, yaitu tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis (Sugiyono, 2007: 49)
Namun sebenarnya, obyek penelitian kualitatif juga bukan semata-mata teratok pada situasi social yang terdiri dari tiga elemen di atas, melainkan juga berupa peristiwa alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, kendaraan, dan sejenisnya (Sugiyono, 2007: 50)
Jika dikaitkan dengan sumbernya, obyek penelitian dibedakan menjadi dua macam, yaitu obyek primer dan obyek sekunder. Menurut pengertiannya, obyek primer adalah obyek yang diperlukan melalui sumber pertama, sebaliknya obyek sekunder adalah obyek yang diperoleh melalui sumber kedua. Sebagai contoh, ketika melakukan wawancara, obyek primernya adalah hasil wawancara (mendalam), hasil diskusi kelompok, bukan informan atau kelompok diskusi tersebur. Sementara itu objek sekunder adalah dokumen-dokumen tertulis, buku-buku teks, dan barbagai hasil pembicaraan lainnya yang secara keseluruhan berfungsi untuk mendukung sumber obyek dan obyek primer tersebut. Sementara itu, sumber obyek sekunder pada dasarnya juga masih dibedakan menjadi dua macam, yaitu (a) sumber yang masih berkaitan langsung dengan masalah utama penelitian; (b) sumber secara umum, seperti buku-buku teks dan referensi lain yang tidak berkaitan secara langsung, tetapi memiliki relevensi, baik secara teoritis maupun metodologis.
Dilihat dari fungsi dan kedudukannya, obyek penelitian juga dibedakan menjadi dua macam, yaitu obyek formal dan obyek material. Obyek formal adalah obyek yang dianalisis, obyek yang sesungguhnya. Sebaliknya, obyek material adalah benda-benda yang di dalamnya terdapat obyek formal tersebut terikat.

J.   Data Penelitian
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, data diartikan sebagai kenyataan yang ada yang berfungsi sebagai bahan sumber untuk menyusun suatu pendapat; keterangan yang benar; dan keterangan atau bahan yang dipakai untuk penalaran dan penyelidikan. Dari kata ini lahir beberapa istilah lain, seperti data analog yang diartikan sebagai komponen data yang dinyatakan dalam bentuk bersinambung. Demikian pula dengan data dasar pasien yang diartikan sebagai data yang diperoleh dari klien atau pasien yang dapat dijadikan dasar oleh tenaga kesehatan untuk melakukan tindakan atau pelayanan kesehatan.
Dalam pengertian lain, data adalah semua keterangan seseorang yang dijadikan responden maupun yang berasal dari dokumen-dokumen, baik dalam bentuk statistik atau dalam bentuk lainnya guna keperluan penelitian.
Kedua pengertian data di atas, sifatnya masih sangat umum disebabkan oleh jenis data dalam sebuah penelitian, termasuk di antaranya adalah penelitian kualitatif. Lexy J. Moleong misalnya mengutip pendapat Lofland bahwa dalam penelitian kualitatif setidaknya ada sumber data; utama dan tambahan. Sumber data utama ialah kata-kata dan tindakan. Adapun selebihnya masuk dalam kategori data tambahan.
Adapun pengertian fakta diartikan sebagai hal, keadaan, atau peristiwa yang merupakan kenyataan; sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi. Pengertian bahasa ini yang searah dengan makna haqiqah dalam bahasa Arab.
Pengertian fakta secara istilah merupakan perbandingan dengan data dalam penelitian. Bila data dipahami sebagai teori, maka fakta adalah kenyataan/prakteknya. Dalam penelitian, perbandingan antara data dan fakta ini atau antara teori dan kenyataan/praktek akan melahirkan sebuah masalah.

K. Metode Pengumpulan Data
1.      Sumber Data
Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama), sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada.
Contoh data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti dengan nara sumber.
Contoh data sekunder misalnya catatan atau dokumentasi perusahaan berupa absensi, gaji, laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, data yang diperoleh dari majalah, dan lain sebagainya.

2.      Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan.
Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak langsung (data sekunder).
Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya.
Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.  Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan lainnya.
Adapun tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah angket, observasi dan wawancara.
           a.       Angket
Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya.
Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono, 2007:163) terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran dan penampilan fisik.

Prinsip Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain :
  • Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.
  • Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden. Tidak mungkin menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa Inggris pada responden yang tidak mengerti bahasa Inggris, dsb.
  • Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.
           b.      Observasi
Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.
-       Participant Observation
Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.
Misalnya seorang guru dapat melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku siswa, semangat siswa, kemampuan manajerial kepala sekolah, hubungan antar guru, dsb.

-       Non participant Observation
Berlawanan dengan participant Observation, Non Participant merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.
Misalnya penelitian tentang pola pembinaan olahraga, seorang peneliti yang menempatkan dirinya sebagai pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang dianggap perlu sebagai data penelitian.
Kelemahan dari metode ini adalah peneliti tidak akan memperoleh data yang mendalam karena hanya bertindak sebagai pengamat dari luar tanpa mengetahui makna yang terkandung di dalam peristiwa.
Alat yang digunakan dalam teknik observasi ini antara lain : lembar cek list, buku catatan, kamera photo, dll.

           c.       Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data.
Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian kualitatif)
Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
  1. Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo, dan material lain yang dapat membantu kelancaran wawancara.
  2. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali dari responden.

Kelebihan dan Kekurangan dalam Teknik Pengumpulan Data
     1.      Metode Observasi
Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Pengamatan baru tergolong sebagai teknik mengumpulkan data, jika pengamatan tersebut mempunyai kriteria berikut:
  • Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara sistematik.
  • Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah direncanakan.
  • Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja.
Pengamatan dapat dicek dan dikontrol atas validitas dan reliabilitasnya. Penggunaan pengamatan langsung sebagai cara mengumpulkan data mempunyai beberapa keuntungan antara lain :
Pertama. Dengan cara pengamatan langsung, terdapat kemungkinan untuk mencatat hal-hal, perilaku, pertumbuhan, dan sebagainya, sewaktu kejadian tersebut berlaku, atau sewaktu perilaku tersebut terjadi. Dengan cara pengamatan, data yang langsung mengenai perilaku yang tipikal dari objek dapat dicatat segera, dantidak menggantungkan data dari ingatan seseorang;
Kedua. Pengamatan langsung dapat memperoleh data dari subjek baik tidak dapat berkomunikasi secara verbal atau yang tak mau berkomunikasi secara verbal. Adakalanya subjek tidak mau berkomunikasi, secara verbal dengan enumerator atau peneliti, baik karena takut, karena tidak ada waktu atau karena enggan. Dengan pengamatan langsung, hal di atas dapat ditanggulangi. Selain dari keuntungan yang telah diberikan di atas, pengamatan secara langsung sebagai salah satu metode dalam mengumpulkan data, mempunyai kelemahan-kelemahan.

           2.      Metode Wawancara
Yang dimaksud dengan wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). Wawancara dapat dilakukan dengan tatap muka maupun melalui telpon.
              
              v  Wawancara Tatap Muka

Beberapa kelebihan wawancara tatap muka antara lain :
  • Bisa membangun hubungan dan memotivasi responden
  • Bisa mengklarifikasi pertanyaan, menjernihkan keraguan, menambah pertanyaan baru
  • Bisa membaca isyarat non verbal
  • Bisa memperoleh data yang banyak
Sementara kekurangannya adalah :
  • Membutuhkan waktu yang lama
  • Biaya besar jika responden yang akan diwawancara berada di beberapa daerah terpisah
  • Responden mungkin meragukan kerahasiaan informasi yang diberikan
  • Pewawancara perlu dilatih
  • Bisa menimbulkan bias pewawancara
  • Responden bias menghentikan wawancara kapanpun

             v  Wawancara via phone

Kelebihan
  • Biaya lebih sedikit dan lebih cepat dari warancara tatap muka
  • Bisa menjangkau daerah geografis yang luas
  • Anomalitas lebih besar dibanding wawancara pribadi (tatap muka)
Kelemahan
  • Isyarat non verbal tidak bisa dibaca
  • Wawancara harus diusahakan singkat
  • Nomor telpon yang tidak terpakai bisa dihubungi, dan nomor yang tidak terdaftar pun dihilangkan dari sampel

           3.      Metode Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah disusun sebelumnya. Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner, atau daftar pertanyaan tersebut cukup terperinci dan lengkap dan biasanya sudah menyediakan pilihan jawaban (kuesioner tertutup) atau memberikan kesempatan responden menjawab secara bebas (kuesioner terbuka).
Penyebaran kuesioner dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti penyerahan kuesioner secara pribadi, melalui surat, dan melalui email. Masing-masing cara ini memiliki kelebihan dan kelemahan, seperti kuesioner yang diserahkan secara pribadi dapat membangun hubungan dan memotivasi respoinden, lebih murah jika pemberiannya dilakukan langsung dalam satu kelompok, respon cukup tinggi. Namun kelemahannya adalah organisasi kemungkinan menolak memberikan waktu perusahaan untuk survey dengan kelompok karyawan yang dikumpulkan untuk tujuan tersebut.

Etika dalam Pengumpulan Data
Beberapa isu etis yang harus diperhatikan ketika mengumpulkan data antara lain :
  1. Memperlakukan informasi yang diberikan responden dengan memegang prinsip kerahasiaan dan menjaga pribadi responden merupakan salah satu tanggung jawab peneliti.
  2. Peneliti tidak boleh mengemukakan hal yang tidak benar mengenai sifat penelitian kepada subjek. Dengan demikian, peneliti harus menyampaikan tujuan dari penelitian kepada subjek dengan jelas.
  3. Informasi pribadi atau yang terlihat mencampuri sebaiknya tidak ditanyakan, dan jika hal tersebut mutlak diperlukan untuk penelitian, maka penyampaiannya harus diungkapkan dengan kepekaan yang tinggi kepada responden, dan memberikan alasan spesifik mengapa informasi tersebut dibutuhkan untuk kepentingan penelitian.
  4. Apapun sifat metode pengumpulan data, harga diri dan kehormatan subjek tidak boleh dilanggar
  5. Tidak boleh ada paksaan kepada orang untuk merespon survei dan responden yang tidak mau berpartisipasi tetap harus dihormati.
  6. Dalam study lab, subjek harus diberitahukan sepenuhnya mengenai alasan eksperimen setelah mereka berpartisipasi dalam studi.
  7. Subjek tidak boleh dihadapkan pada situasi yang mengancam mereka, baik secara fisik maupun mental.
  8. Tidak boleh ada penyampaian yang salah atau distorsi dalam melaporkan data yang dikumpulkan selama study

L.  Daftar Pustaka
Pengertian Daftar Pustaka yaitu suatu daftar yang berisi semua sumber bacaan yang digunakan sebagai bahan acuan dalam penulisan karya ilmiah seperti Makalah, Skripsi, Tugas Akhir, Laporan, Thesis,dan penelitian. Pemilihan daftar pustaka ini harus benar-benar sesuai dengan pokok permasalahan yang dibahas dalam makalah. Mahasiswa, Dosen, Siswa tidak boleh mencantumkan nama/judul buku, artikel/jurnal serta dokumen lainnya baik cetak maupun internet yang tidak terdapat dalam daftar pustaka ini.
Bahan-bahan yang layak dimasukkan kedalam daftar pustaka, harus berupa kutipan yang diambil dari sumber ynag dapat dipertangung jawabkan secara berbbot dan ilmiah. Semakin berbobot referensi yang digunakan berarti menunjukkan sekin bernilai dan berbobot karangan tersebut. Bahan yang tidak digunakan atau tidak dikutip dalam teks karangan atau sebaliknya. Karena itu, kejujuran dan objektifitas dalam memasukkan kutipan adalah tanggung jawab penulis.

Mengingat arti Penting dari bagian karya ilmiah yang satu ini, maka mahasiswa, dosen,siswa maupun masyarakat umum lainnya perlu mengetahui Cara dan Teknik Penulisan Daftar Pustaka yang baik dan benar.

Ada beberapa komponen dalam Teknik Penulisan Daftar Pustaka yaitu :

·         Nama penulis dan nama keluarga (jika ada)
·         Ditempatkannya didepan nama kecil
·         Tahun Penerbitan
·         Judul Buku
·         Tempat Penerbitan
·         Nama Penerbit


Adapun beberapa ketentuan serta aturan cara Penulisan Daftar Pustaka yang baik dan benar yaitu :

ü  Bagi penulis yang menggunakan marga/keluarga , nama marga/keluarganya ditulis terlebih dahulu, sedangkan untuk penulis yang tidak menggunakan nama marga / keluarga , diawali dengan penulisan nama akhir / belakang kecuali nama Cina.
ü  Gelar kesarjanaan penulis tidak perlu dicantumkan dalam daftar pustaka
ü  Judul buku dicetak miring atau digarisbawahi pada setiap kata, jadi tidak dibuat garis bawah yang bersambung sepanjang judul
ü  Baris pertama diketik mulai ketukan pertama sedangkan baris kedua dan seterusnya diketik mulai ketukan ke-7
ü  Jarak antara baris satu dengan baris berikutnya satu spasi
ü  Jarak antara sumber satu dengan sumber berikutnya dua spasi

Sedangkan untuk Cara Penulisan Daftar Pustaka dan teknik Penulisan Daftar Pustaka dibedakan berdasarkan sumbernya yaitu sumber dari Jurnal , buku, Internet, Peraturan Pemerintah , Perundang-undangan, Makalah, Karya Tulis serta Surat Kabar / Koran.


Berikut ini merupakan Beberapa Contoh Penulisan yang baik dan benar dari berbagai sumber :
  
Contoh Penulisan Daftar Pustaka dari Internet :
Hatta M.2004. Yang Terlarang dalam Berkarier. http://www.sdmlink.com/page/artikel/?act/detil/aid/42

Contoh Daftar Pustaka dari Buku :
-       Buku ditulis satu Orang
Christensen R.2006. Roadmap to Strategic HR - Turning A Great Idea into A Business Reality. New York : Amacom
-       Buku ditulis dua Orang
Newman WH and E. Kirby Warren.1977. The Process of Management, Concept, Behaviour and Practice. New Delhi : Prentice Hall of India Private Ltd.
-       Buku ditulis lebih dari dua orang
Ghiselli E. et al 1981. Measurement Theory for The Behavioral Sciences. San Francisco : WH. Freeman and Company



Sumber :
3. http://yogapw.wordpress.com/2009/04/15/marilah-kita-bersikap-ilmiah-dan-jadilah-seorang-ilmuwan/
4. http://blogbahrul.wordpress.com/2007/11/28/sikap-ilmiah/
5. http://forces.lk.ipb.ac.id/2010/09/10/bersikap-ilmiah-jadilah-seorang-ilmuwan/
6. http://subliyanto.blogspot.com/2010/06/pengertian-penelitian-metode-penelitian.html