Proposal disebut juga usulan kegiatan.
Proposal adalah rencana kegiatan yang dituangkan dalam bentuk rancangan kerja.
Proposal diajukan dengan tujuan mendapatkan izin atau persetujuan atas kegiatan
yang akan dilaksanakan. Adakalanya proposal diajukan untuk memohon bantuan
dana. Isi proposal harus menampilkan hal atau masalah yang diusulkan dengan
baik agar dapat meyakinkan penerima proposal untuk menyetujui proposal
tersebut.
A. Sistematika Pembuatan Proposal
1. Pendahuluan
· Berisi tentang hal-hal dan kondisi
umum yang melatarbelakangi dilaksanakan kegiatan tersebut.
· Hubungan kegiatan tersebut dalam
kehidupan sehari-hari(nyata)
· Point-point pembahasan pada
pendahuluan ini, mengacu pada komponen S-W-O-T yang telah dibahas sebelumnya.
2. Dasar Pemikiran
· Berisi tentang dasar yang digunakan
dalam pelaksanaan, misalnya: Tri Darma Perguruan Tinggi, program kerja pengurus
dan lain-lain
· Jika kegiatan tersebut bukan dari
organisasi, maka didasarkan secara umum, misalnya : Peraturan Pemerintah No
sekian
3. Tujuan
·
Tujuan
yang ingin dicapai dalam kegiatan tersebut ( umum dan khusus)
·
Tentukan
juga keluaran ( output ) yang dikehendaki seperti apa
Contoh :
- Memperoleh kader-kader KMHDI
- Memberi pengetahuan manajerial dan
leadership bagi calon anggota KMHDI
4. Tema
·
Tema
yang diangkat dalam kegiatan tersebut
5. Jenis Kegiatan
·
Diperlukan
untuk menjelaskan rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan jika kegiatannya
lebih dari satu,
·
Menjelaskan
bentuk dari kegiatan tersebut. Misal: berupa Seminar, Pelatihan, penyampain
materi secara lisan, Tanya jawab dan simulasi dll.
6. Target
·
Berisi
uraian yang lebih terperinci dari Tujuan (Point 3) terutama mengenai
ukuran-ukuran yang digunakan sebagai penilaian tercapai atau tidaknya tujuan.
Contoh :
- Target acara ini adalah untuk
mencetak minimal 25 orang pelatih KMHDI yang masing-masing diantaranya,
memiliki kemampuan yang sesuai dengan standar yang Buku Pedoman Kaderisasi
Jilid I KMHDI, dan setiap pelatih tersebut memiliki nilai rata-rata diatas 7
(dengan range 10) dalam setiap materi pelatihan.
7. Sasaran/Peserta
·
Menjelaskan
tentang objek atau siapa yang akan mengikuti kegiatan tersebut ( atau lebih
kenal dengan peserta)
8. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
·
Tentukan
dimana, hari, tanggal, bulan, tahun serta pukul berapa akan dilaksanakan
kegiatan tersebut.
9. Anggaran Dana
·
Dalam
anggaran disini, hanya disebutkan jumlah total pemasukan dan pengeluaran yang
diperkirakan oleh panitia, sedangkan rinciannya dibuat dalam lampiran
tersendiri
10. Susunan Panitia
·
Dalam
halaman atau bagaian susuna panitia, biasanya hanya ditulis posisi yang
penting-penting saja, seperti Pelindung Kegiatan, Ketua panitia, Streering
Commite dll, sedangkan kepanitian lengkap dicantumkan dalam lampiran.
11. Jadwal Kegiatan
·
Dibuat
sesuai dengan perencanaan dalam kalender Kegiatan yang telah disusun sebelumnya
·
Atau
bisa juga ditulis terlampir, jika jadwalnya banyak.
12. Penutup
·
Berisi
tentang harapan yang ingin dicapai dan mohon dukungan bagi semua pihak.
·
Ditutup
dengan lembar pengesahan proposal
·
Terakhir,
diikuti dengan lampiran
B. Hal yang diungkapkan dalam latar
belakang masalah
Latar belakang masalah menguraikan dengan jelas dan
singkat tentang pokok permasalahan. Latar belakang masalah harus berdasarkan
isi dan tujuan proposal. Latar belakang masalah juga menunjukkan pentingnya
permasalahan tersebut untuk segera diselesaikan. Anda perlu tahu bahwa ada juga
proposal yang tidak mencantumkan latar belakang masalah. Akan tetapi, dalam
proposal tersebut dicantumkan dasar pemikiran.
C.
Batasan Masalah
Membuat batasan masalah dalam
kerangka penelitian meliputi hal – hal seperti jumlah responden yang akan kita
teliti.
Agar tidak melebar, masalah
penelitian perlu dibatasi. Sebab, jika tidak dibatasi, masalah tersebut mungkin
tidak sesuai dengan kemampuan penulis, baik dari segi pengetahuan, ekonomi,
maupun waktu. Selain itu, hasilnya pun akan dangkal sehingga tidak memenuhi
salah satu syarat karya ilmiah.
D. Cara membatasi masalah
1.Menentukan
Fokus Penelitian
2.Mencari
berbagai faktor yang berkaitan dengan fokus permasalahan dalam
penelitian
3.Mengkaji
faktor-faktor yang menarik untuk ditelaah, kemudian menetapkannya faktor mana
yang akan dipilih
4.Mengkaitkan
faktor-faktor yang dipilih dengan fokus penelitian
E. Perumusan Masalah
Perumusan masalah ditulis untuk
menspesifikasikan masalah yang akan dibahas dalam karangan. Masalah yang
dirumuskan harus merupakan hasil penspesifikasian atau pengkhususan masalah
utama yang harus dijawab pada bab kesimpulan. Jawabannya diperoleh dari hasil
analisis data.
Kemudian yang harus diamati adalah
wilayah penelitian. Biasanya dalam wilayah penelitian yang sifatnya sangat
besar, bisa ditentukan dari beberapa kota, atau jika ingin ruang lingkup yang
lebih kecil maka kita bisa membuatnya hanya di satu tempat. Misalnya saja, bagi
teman – teman yang akan melakukan penelitian menyangkut skripsinya bisa membuat
penelitiannya di satu kampus saja. Tujuannya agar lebih efisien dan fleksibel.
F. Tujuan
Penelitian
Tujuan penelitian ini dimaksudkan
untuk menghasilkan apa yang menjadi manfaat dari penelitian yang dilakukan.
Oleh karena itulah manfaat penelitian ini dijadikan sebagai bagian dari
kerangka penelitian. Untuk memulai tujuan penelitian ini bisa diambil dari
objek dan variabel penelitian dan dijadikan bagian dari kerangka penelitian.
Selain itu,tujuan penelitian juga dimaksudkan untuk memfokuskan objek
penelitian kita tidak menyimpang. Tujuan dan manfaat selalu ada dalam
penelitian. Tujuan penelitian biasanya untuk mengetahui sebuah atau sejumlah
fenomena tertentu. Manfaat penelitian yakni sesuatu yang bisa dirasakan dan
dilaksanakan. Manfaat terdiri atas manfaat yang bersifat teoritis dan manfaat
yang bersifat praktis.
Kemudian dapat dilihat dari tujuan
penelitian tersebut, manfaat yang akan (objek yang akan diteliti) manfaat
penelitian juga menjadi bagian dari dasar kerangka penelitian. Karena dengan
begitu, kita bisa mengkaji sebuah ilmu baru,dan memberikannya kepada para
kalangan akademis untuk dijadikan sebagai bahan referensi. Selain itu dengan
mengambil dari manfaat penelitian sebelumnya, kita juga membuat sebuah
penelitian baru,dan juga menemukan hasil baru.
G. Landasan
Teori
Setelah masalah penelitian
dirumuskan, maka
Teori adalah seperangkap konstruk
(konsep), definisi dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara
sistematik, melalui spesifikasi hubungan antara variabel, sehingga dapat
berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. (Neumen dalam Sugiyono,
2009:80)
Sitirahayu 1999 menyatakan bahwa
suatu teori akan memperoleh arti yang penting, bila ia lebih banyak dapat
melukiskan, menerangkan dan meramalkan gejala yang ada.
Mark membedakan adanya tiga macam
teori. Ketiga teori ini berhubungan dengan data empiris. Dengan demikian dapat
dibedakan antara lain:
- Teori yang deduktif: memberikan keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu ke arah data akan diterangkan.
- Teori yang induktif: adalah cara menerangkan dari data ke arah teori. Dalam bentuk ekstrim titik pandang yang positivistik ini dijumpai pada kaum behaviorist
- Teori yang fungsional: di sini tampak suatu interaksi pengaruh antara data dan perkiraan teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan teori kembali mempengaruhi data.
Berdasarkan pernyataan di atas
secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa, suatu teori adalah suatu
konseptualisasi yang umum. Konseptualisasi atau sistem pengertian ini diperoleh
melalui, jalan yang sistematis. Suatu teori harus dapat diuji kebenarannya,
bila tidak, maka dia bukan suatu teori. (Sugiyono, 2009:80-81)
H. Metodologi
Penelitian
Metodologi penelitian
berasal dari kata “metode” yang artinya cara yang tepat untuk melakukan
sesuatu; dan “logos” yang artinya ilmu
atau pengetahuan. Jadi metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan
menggunakan pikiran secara saksama untuk mencapai suatu tujuan.
Secara etimologi,
penelitian berasal dari bahasa Inggris research (re berarti kembali dan search
berarti mencari). Dengan demikian research berarti mencari kembali. Penelitian
adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan dengan suatu sistematika. Penelitian
adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai
menyusun laporannya.
Beberapa
pakar lain memberikan definisi penelitian sebagai berikut :
Ø David
H Penny
Penelitian adalah pemikiran
yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang pemecahannya memerlukan
pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.
Ø Suprapto
Penelitian adalah penyelidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan fakta –fakta atau prinsip-prisip dengan sabar, hati-hati, serta sistematis.
Penelitian adalah penyelidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan fakta –fakta atau prinsip-prisip dengan sabar, hati-hati, serta sistematis.
Ø Sutrisno
Hadi
Sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat diartikan sebagai usaha untuk menemukan, mengembaggkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.
Sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat diartikan sebagai usaha untuk menemukan, mengembaggkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.
Ø Mohammad
Ali
Penelitian adalah suatu
cara untuk memahami sesuatu melalui penyelidikan atau asaha mencari bukti-bukti
yang muncul sehubungan dengan masalah itu, yang dilakukan secara hati-hati
sekali sehingga diperoleh pemecahannya.
Metodologi penelitian adalah ilmu mengenai jalan yang dilewati untuk
mencapai pemahaman dengan syarat ketelitian dalam arti kebenarannya harus dapat
dipercayai.
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan informasi dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan pengertian dan landasan-landasan di atas dapat disimpulkan bahwa Metodologi penelitian adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang menbicarakan atau mempersoalkan mengenai cara-cara melaksanakan penelitian berdasarkan fakta-fakta atau gejala-gejala secara ilmiah yang teiji kebenarannya.
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan informasi dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan pengertian dan landasan-landasan di atas dapat disimpulkan bahwa Metodologi penelitian adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang menbicarakan atau mempersoalkan mengenai cara-cara melaksanakan penelitian berdasarkan fakta-fakta atau gejala-gejala secara ilmiah yang teiji kebenarannya.
I.
Objek
Penelitian
Obyek adalah apa yang akan diselidiki dalam kegiatan penelitian. Beberapa
persoalan sekiranya perlu kita pahami agar bisa menentukan dan menyusun obyek
penelitian dalam metode penelitian kita ini dengan baik, yaitu berkaitan dengan
apa itu obyek penelitian dalam penelitian kualitatif, apa saja obyek penelitian
dalam penelitian kualitatif, dan criteria apa saja yang layak dijadikan obyek
penelitian kita.
Menurut Nyoman Kutha Ratna (2010: 12), obyek adalah keseluruhan gejala
yang ada di sekitar kehidupan manusia. Apabila dilihat dari sumbernya, obyek
dalam penelitian kualitatif menurut Spradley disebut social situation
atau situasi social yang terdiri dari tiga elemen, yaitu tempat (place),
pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi
secara sinergis (Sugiyono, 2007: 49)
Namun sebenarnya, obyek penelitian kualitatif juga bukan semata-mata
teratok pada situasi social yang terdiri dari tiga elemen di atas, melainkan
juga berupa peristiwa alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, kendaraan, dan
sejenisnya (Sugiyono, 2007: 50)
Jika dikaitkan dengan sumbernya, obyek penelitian dibedakan
menjadi dua macam, yaitu obyek primer dan obyek sekunder. Menurut
pengertiannya, obyek primer adalah obyek yang diperlukan melalui sumber
pertama, sebaliknya obyek sekunder adalah obyek yang diperoleh melalui sumber
kedua. Sebagai contoh, ketika melakukan wawancara, obyek primernya adalah hasil
wawancara (mendalam), hasil diskusi kelompok, bukan informan atau kelompok
diskusi tersebur. Sementara itu objek sekunder adalah dokumen-dokumen tertulis,
buku-buku teks, dan barbagai hasil pembicaraan lainnya yang secara keseluruhan
berfungsi untuk mendukung sumber obyek dan obyek primer tersebut. Sementara
itu, sumber obyek sekunder pada dasarnya juga masih dibedakan menjadi dua
macam, yaitu (a) sumber yang masih berkaitan langsung dengan masalah utama
penelitian; (b) sumber secara umum, seperti buku-buku teks dan referensi lain yang
tidak berkaitan secara langsung, tetapi memiliki relevensi, baik secara
teoritis maupun metodologis.
Dilihat dari fungsi dan kedudukannya, obyek penelitian juga
dibedakan menjadi dua macam, yaitu obyek formal dan obyek material. Obyek
formal adalah obyek yang dianalisis, obyek yang sesungguhnya. Sebaliknya, obyek
material adalah benda-benda yang di dalamnya terdapat obyek formal tersebut
terikat.
J.
Data Penelitian
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, data diartikan sebagai
kenyataan yang ada yang berfungsi sebagai bahan sumber untuk menyusun suatu
pendapat; keterangan yang benar; dan keterangan atau bahan yang dipakai untuk
penalaran dan penyelidikan. Dari kata ini lahir beberapa istilah lain, seperti
data analog yang diartikan sebagai komponen data yang dinyatakan dalam bentuk
bersinambung. Demikian pula dengan data dasar pasien yang diartikan sebagai
data yang diperoleh dari klien atau pasien yang dapat dijadikan dasar oleh
tenaga kesehatan untuk melakukan tindakan atau pelayanan kesehatan.
Dalam pengertian lain, data adalah semua keterangan
seseorang yang dijadikan responden maupun yang berasal dari dokumen-dokumen,
baik dalam bentuk statistik atau dalam bentuk lainnya guna keperluan
penelitian.
Kedua pengertian data di atas, sifatnya masih sangat umum
disebabkan oleh jenis data dalam sebuah penelitian, termasuk di antaranya
adalah penelitian kualitatif. Lexy J. Moleong misalnya mengutip pendapat
Lofland bahwa dalam penelitian kualitatif setidaknya ada sumber data; utama dan
tambahan. Sumber data utama ialah kata-kata dan tindakan. Adapun selebihnya
masuk dalam kategori data tambahan.
Adapun pengertian fakta diartikan sebagai hal, keadaan, atau
peristiwa yang merupakan kenyataan; sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi.
Pengertian bahasa ini yang searah dengan makna haqiqah dalam bahasa
Arab.
Pengertian fakta secara istilah merupakan perbandingan
dengan data dalam penelitian. Bila data dipahami sebagai teori, maka fakta
adalah kenyataan/prakteknya. Dalam penelitian, perbandingan antara data dan
fakta ini atau antara teori dan kenyataan/praktek akan melahirkan sebuah
masalah.
K.
Metode
Pengumpulan Data
1. Sumber Data
Sumber data terbagi menjadi dua
yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh
peneliti secara langsung (dari tangan pertama), sementara data sekunder adalah
data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada.
Contoh data primer adalah data yang diperoleh dari responden
melalui kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara
peneliti dengan nara sumber.
Contoh data sekunder misalnya catatan atau dokumentasi
perusahaan berupa absensi, gaji, laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan
pemerintah, data yang diperoleh dari majalah, dan lain sebagainya.
2. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor
penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara
mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan.
Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh.
Apakah data diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh
dari sumber tidak langsung (data sekunder).
Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang
dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat
diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes,
dkoumentasi dan sebagainya.
Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang
digunakan untuk mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen
dapat berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman
wawancara, camera photo dan lainnya.
Adapun tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan
adalah angket, observasi dan wawancara.
a. Angket
Angket / kuesioner adalah teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan
atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya.
Meskipun terlihat mudah, teknik
pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup
besar dan tersebar di berbagai wilayah.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono, 2007:163) terkait
dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran dan penampilan fisik.
Prinsip Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara
lain :
- Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.
- Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden. Tidak mungkin menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa Inggris pada responden yang tidak mengerti bahasa Inggris, dsb.
- Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.
b. Observasi
Obrservasi merupakan salah satu
teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden
(wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai
fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian
ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam
dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.
-
Participant Observation
Dalam observasi ini, peneliti secara
langsung terlibat dalam kegiatam sehari-hari orang atau situasi yang diamati
sebagai sumber data.
Misalnya seorang guru dapat
melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku siswa, semangat siswa,
kemampuan manajerial kepala sekolah, hubungan antar guru, dsb.
-
Non participant Observation
Berlawanan dengan participant
Observation, Non Participant merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut
secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.
Misalnya penelitian tentang pola
pembinaan olahraga, seorang peneliti yang menempatkan dirinya sebagai pengamat
dan mencatat berbagai peristiwa yang dianggap perlu sebagai data penelitian.
Kelemahan dari metode ini adalah peneliti tidak akan
memperoleh data yang mendalam karena hanya bertindak sebagai pengamat dari luar
tanpa mengetahui makna yang terkandung di dalam peristiwa.
Alat yang digunakan dalam teknik observasi ini antara lain :
lembar cek list, buku catatan, kamera photo, dll.
c. Wawancara
Wawancara merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung
antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data.
Wawancara pada penelitian sampel
besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin
menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada sampel kecil teknik
wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian
kualitatif)
Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak
terstruktur.
- Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo, dan material lain yang dapat membantu kelancaran wawancara.
- Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali dari responden.
Kelebihan dan Kekurangan dalam Teknik Pengumpulan Data
1.
Metode
Observasi
Pengumpulan data dengan observasi
langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan
menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan
tersebut. Pengamatan baru tergolong sebagai teknik mengumpulkan data, jika
pengamatan tersebut mempunyai kriteria berikut:
- Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara sistematik.
- Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah direncanakan.
- Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja.
Pengamatan dapat dicek dan dikontrol
atas validitas dan reliabilitasnya. Penggunaan pengamatan langsung sebagai cara
mengumpulkan data mempunyai beberapa keuntungan antara lain :
Pertama. Dengan cara pengamatan
langsung, terdapat kemungkinan untuk mencatat hal-hal, perilaku, pertumbuhan,
dan sebagainya, sewaktu kejadian tersebut berlaku, atau sewaktu perilaku
tersebut terjadi. Dengan cara pengamatan, data yang langsung mengenai perilaku
yang tipikal dari objek dapat dicatat segera, dantidak menggantungkan data dari
ingatan seseorang;
Kedua. Pengamatan langsung dapat
memperoleh data dari subjek baik tidak dapat berkomunikasi secara verbal atau
yang tak mau berkomunikasi secara verbal. Adakalanya subjek tidak mau
berkomunikasi, secara verbal dengan enumerator atau peneliti, baik karena
takut, karena tidak ada waktu atau karena enggan. Dengan pengamatan langsung,
hal di atas dapat ditanggulangi. Selain dari keuntungan yang telah diberikan di
atas, pengamatan secara langsung sebagai salah satu metode dalam mengumpulkan
data, mempunyai kelemahan-kelemahan.
2.
Metode
Wawancara
Yang dimaksud dengan wawancara
adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya
jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si
penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide
(panduan wawancara). Wawancara dapat dilakukan dengan tatap muka maupun melalui
telpon.
v Wawancara Tatap Muka
Beberapa
kelebihan wawancara tatap muka antara lain :
- Bisa membangun hubungan dan memotivasi responden
- Bisa mengklarifikasi pertanyaan, menjernihkan keraguan, menambah pertanyaan baru
- Bisa membaca isyarat non verbal
- Bisa memperoleh data yang banyak
Sementara
kekurangannya adalah :
- Membutuhkan waktu yang lama
- Biaya besar jika responden yang akan diwawancara berada di beberapa daerah terpisah
- Responden mungkin meragukan kerahasiaan informasi yang diberikan
- Pewawancara perlu dilatih
- Bisa menimbulkan bias pewawancara
- Responden bias menghentikan wawancara kapanpun
v Wawancara
via phone
Kelebihan
- Biaya lebih sedikit dan lebih cepat dari warancara tatap muka
- Bisa menjangkau daerah geografis yang luas
- Anomalitas lebih besar dibanding wawancara pribadi (tatap muka)
Kelemahan
- Isyarat non verbal tidak bisa dibaca
- Wawancara harus diusahakan singkat
- Nomor telpon yang tidak terpakai bisa dihubungi, dan nomor yang tidak terdaftar pun dihilangkan dari sampel
3.
Metode
Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan
tertulis yang telah disusun sebelumnya. Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat
dalam kuesioner, atau daftar pertanyaan tersebut cukup terperinci dan lengkap
dan biasanya sudah menyediakan pilihan jawaban (kuesioner tertutup) atau
memberikan kesempatan responden menjawab secara bebas (kuesioner terbuka).
Penyebaran kuesioner dapat dilakukan
dengan beberapa cara seperti penyerahan kuesioner secara pribadi, melalui
surat, dan melalui email. Masing-masing cara ini memiliki kelebihan dan
kelemahan, seperti kuesioner yang diserahkan secara pribadi dapat membangun
hubungan dan memotivasi respoinden, lebih murah jika pemberiannya dilakukan
langsung dalam satu kelompok, respon cukup tinggi. Namun kelemahannya adalah
organisasi kemungkinan menolak memberikan waktu perusahaan untuk survey dengan
kelompok karyawan yang dikumpulkan untuk tujuan tersebut.
Etika dalam Pengumpulan Data
Beberapa
isu etis yang harus diperhatikan ketika mengumpulkan data antara lain :
- Memperlakukan informasi yang diberikan responden dengan memegang prinsip kerahasiaan dan menjaga pribadi responden merupakan salah satu tanggung jawab peneliti.
- Peneliti tidak boleh mengemukakan hal yang tidak benar mengenai sifat penelitian kepada subjek. Dengan demikian, peneliti harus menyampaikan tujuan dari penelitian kepada subjek dengan jelas.
- Informasi pribadi atau yang terlihat mencampuri sebaiknya tidak ditanyakan, dan jika hal tersebut mutlak diperlukan untuk penelitian, maka penyampaiannya harus diungkapkan dengan kepekaan yang tinggi kepada responden, dan memberikan alasan spesifik mengapa informasi tersebut dibutuhkan untuk kepentingan penelitian.
- Apapun sifat metode pengumpulan data, harga diri dan kehormatan subjek tidak boleh dilanggar
- Tidak boleh ada paksaan kepada orang untuk merespon survei dan responden yang tidak mau berpartisipasi tetap harus dihormati.
- Dalam study lab, subjek harus diberitahukan sepenuhnya mengenai alasan eksperimen setelah mereka berpartisipasi dalam studi.
- Subjek tidak boleh dihadapkan pada situasi yang mengancam mereka, baik secara fisik maupun mental.
- Tidak boleh ada penyampaian yang salah atau distorsi dalam melaporkan data yang dikumpulkan selama study
L. Daftar Pustaka
Pengertian
Daftar Pustaka
yaitu suatu daftar yang berisi semua sumber bacaan yang digunakan sebagai bahan
acuan dalam penulisan karya ilmiah seperti Makalah, Skripsi, Tugas Akhir,
Laporan, Thesis,dan penelitian. Pemilihan daftar pustaka ini harus benar-benar
sesuai dengan pokok permasalahan yang dibahas dalam makalah. Mahasiswa, Dosen,
Siswa tidak boleh mencantumkan nama/judul buku, artikel/jurnal serta dokumen
lainnya baik cetak maupun internet yang tidak terdapat dalam daftar pustaka
ini.
Bahan-bahan yang layak dimasukkan kedalam daftar pustaka,
harus berupa kutipan yang diambil dari sumber ynag dapat dipertangung jawabkan
secara berbbot dan ilmiah. Semakin berbobot referensi yang digunakan berarti
menunjukkan sekin bernilai dan berbobot karangan tersebut. Bahan yang tidak
digunakan atau tidak dikutip dalam teks karangan atau sebaliknya. Karena itu,
kejujuran dan objektifitas dalam memasukkan kutipan adalah tanggung jawab
penulis.
Mengingat arti Penting dari bagian karya ilmiah yang satu
ini, maka mahasiswa, dosen,siswa maupun masyarakat umum lainnya perlu
mengetahui Cara dan Teknik Penulisan Daftar Pustaka yang baik dan benar.
Ada beberapa komponen dalam Teknik Penulisan Daftar Pustaka
yaitu :
·
Nama penulis dan nama keluarga (jika
ada)
·
Ditempatkannya didepan nama kecil
·
Tahun Penerbitan
·
Judul Buku
·
Tempat Penerbitan
·
Nama Penerbit
Adapun beberapa ketentuan serta
aturan cara Penulisan Daftar Pustaka yang baik dan benar yaitu :
ü Bagi penulis yang menggunakan
marga/keluarga , nama marga/keluarganya ditulis terlebih dahulu, sedangkan
untuk penulis yang tidak menggunakan nama marga / keluarga , diawali dengan
penulisan nama akhir / belakang kecuali nama Cina.
ü Gelar kesarjanaan penulis tidak
perlu dicantumkan dalam daftar pustaka
ü Judul buku dicetak miring atau
digarisbawahi pada setiap kata, jadi tidak dibuat garis bawah yang bersambung
sepanjang judul
ü Baris pertama diketik mulai ketukan
pertama sedangkan baris kedua dan seterusnya diketik mulai ketukan ke-7
ü Jarak antara baris satu dengan baris
berikutnya satu spasi
ü Jarak antara sumber satu dengan
sumber berikutnya dua spasi
Sedangkan untuk Cara Penulisan
Daftar Pustaka dan teknik Penulisan Daftar Pustaka dibedakan berdasarkan
sumbernya yaitu sumber dari Jurnal , buku, Internet, Peraturan Pemerintah ,
Perundang-undangan, Makalah, Karya Tulis serta Surat Kabar / Koran.
Contoh Penulisan Daftar Pustaka dari Internet :
Hatta M.2004. Yang Terlarang dalam Berkarier.
http://www.sdmlink.com/page/artikel/?act/detil/aid/42
Contoh Daftar Pustaka dari Buku :
- Buku ditulis satu Orang
Christensen
R.2006. Roadmap to Strategic HR - Turning A Great Idea into A Business
Reality. New York : Amacom
- Buku ditulis dua Orang
Newman WH
and E. Kirby Warren.1977. The Process of Management, Concept, Behaviour and
Practice. New Delhi : Prentice Hall of India Private Ltd.
- Buku ditulis lebih dari dua orang
Ghiselli
E. et al 1981. Measurement Theory for The Behavioral Sciences. San
Francisco : WH. Freeman and Company
Sumber :
3. http://yogapw.wordpress.com/2009/04/15/marilah-kita-bersikap-ilmiah-dan-jadilah-seorang-ilmuwan/4. http://blogbahrul.wordpress.com/2007/11/28/sikap-ilmiah/
5. http://forces.lk.ipb.ac.id/2010/09/10/bersikap-ilmiah-jadilah-seorang-ilmuwan/
6. http://subliyanto.blogspot.com/2010/06/pengertian-penelitian-metode-penelitian.html
No comments:
Post a Comment